Talk About Fallacies (Philsophy Assigment)

Minggu, 19 Oktober 2014 |

FALLACIES
(Arguments, like men, are often pretenders)
-Plato

Sebelum membahas lebih lancut mengenai fallcy,ada yang tahu apakah itu fallacy? Oke,kita langsung saja membahas topik mengenai apakah itu Fallcy,berikut bahasannya

Apa itu fallacy…

Fallacy berasal dari bahasa Yunani dan Latin yang berarti “sesat pikir”. Fallacy didefinisikan secara akademis sebagai kerancuan pikir yang diakibatkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar dalam menyusun data dan konsep, secara sengaja maupun tidak sengaja. Ia juga bisa diterjemahkan dalam bahasa sederhana dengan “ngawur.”
Argumen yang premeisses tidak mendukung kesimpulan adalah salah satu yang bisa menjadi kesimpulan palsu bahkan jika semua premisses yang benar. Dalam kasus semacam ini penalaran buruk, dan argumen dikatakan “keliru”. Sebuah “kesalahan” yang tidak benar dalam penalaran.

“It woukd be a very good thing if every trick could receive some short and obviously appropiate name, so that when anyone used this or that particular trick, he could at once be reproved for it.”
-Arthur Schopenhaute

“Kesalahan” untuk argumen yang, walaupun tidak benar, secara psikologis persuasif.
oleh karena itu kita mendefinisikan fallcy sebagai jenis argumen yang mungkin tampak benar, tapi itu membuktikan, pada pemeriksaan, tidak begitu.

Kesalahan-kesalahan dari relevansi
Ketika argumen bergantung pada premisses yang tidak relevan dengan kesimpulan dan oleh karena itu tidak mungkin membangun kebenarannya, kekeliruan berkomitmen adalah salah satu relevansi.

Kesalahan-kesalahan dari anggapan
Ketika asumsi meragukan seperti terkubur dalam argumen sangat penting untuk mendukung kesimpulan argumen buruk dan bisa sangat menyesatkan.
“lompatan beralasan daerah semacam ini disebut kesalahan-kesalahan dari anggapan.”

Kesalahan-kesalahan dari Ambiguitas
Arti kata-kata atau kalimat bisa berubah sebagai akibat dari kurangnya perhatian, atau mungkin sengaja dimanipulasi dalam perjalanan argumen.ketika kesimpulan yang ditarik tergantung pada perubahan tersebut adalah, tentu saja, menyesatkan. Kesalahan Jind ini disebut “kesalahan-kesalahan dari ambiguitas.”


Sumber:
            Copi, I, M., & Cohen, C. (1998). Introduction To Logic. Prentice – Hall, Inc.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Anda butuh postingan ini?Postingan ini bisa diPrint

Indonesian Blogger

Banner iskaruji dot com

Entri Populer