Petani Hortikultura (Sosok Kompas)

Minggu, 28 Desember 2014 |

Kompas, Sabtu, 7 Juni 2014
Di Susun Oleh: Khaerul Anwar

Setelah meninggalkan pekerjaan sebagai karyawaan sebuah hotel di Denpasar, Bali, dia kembali ke Mataram,Lombok,Nusa Tenggara Barat. Di sini dia menjadi petani sekaligus pedagang pengumpul beras. Namun tidak puas dengan pekerjaan itu, dia kemudian memilih menjadi petani tanaman Hortikultura.

Japri Ketua Kontak Tani dan Nelayan Mataram, memilih bercocok tanam sayur dan buah. Dia memiliki alasan untuk bercocok tanam ” Hasilnya sanagat menjanjikan dibanding tanaman pangan. Arealnya juga relatif tidak perlu luas sekali cukup 1-2 hektar dan bisa ditanami beragam jenis komoditas hortikultura.”

Pekerjaan itu dia jalani lebih dari 10 tahun, tanpa hasil  yang bisa membuat Japri merasa mandiri sebagai pengusaha. Pada tahun 2003, dengan hasil jualan beras, Japri menyewa lahan sekitar 1,3 hektar untuk dijadikan lahan lokasi pentanaman sayur-sayuran dan buah-buahan.Pengalaman tersebut membuat Japri untuk belajar lebih serius tentang usaha pertanian hortikultura.

Namun, tak selamanya keuntungan berpihak kepada Japri, oleh karena itulah,dia menyiasati dengan melakukan diversifikasi usaha, misalnya sayur dedaunan dia kombinasikan dengan tomat dan cabai dengan demikian, saat harga tomat dan cabai mengalami penurunan, dia masih bisa mendapatkan keuntungan dari sayur dedaunan.

Berbagai pengalaman Japri membuat instansi teknik Kota Mataram menunjukan dia sebagai penyeluh swdya. Japri pun menerima penghargaan Berprestasi Tingkat Nasional pada tahun 2007.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Anda butuh postingan ini?Postingan ini bisa diPrint

Indonesian Blogger

Banner iskaruji dot com

Entri Populer