KONSISTENSI “GAME” EDUKASI

Senin, 01 Desember 2014 |

Kompas, Sabtu, 27 September 2014
Di Susun Oleh: Amir Sodikin & Robert Adhi KSP

Dunia telah berubah, sekarang lokasi tak lagi menjadi persoalan. Semua bisa berkarya dari lokasi masing-masing,” kata Andi Taru Nugroho Wismoyo (27), pendiri Educa Studio yang merilis game-game Marbel (Mari Belajar Sambil Bermain), Riri (Cerita Anak Interaktif), dan Kabi ( Kisah Teladan Nabi )

Di antara kita pasti ada yang pernah mengunduh dan memasang apilaksi “game” edukasi dari Marbel, entah bagi pengguna android,ios, ataupun Windows Phone. Tak disangka pembuat “game-game” Marbel serta “game” Riri dan Kabi ternyata dari Salatiga, Jawa Tengah.

Sejak tahun 2008, dia kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga sambil membuat game. Waktu itu, game dibuat dengan  progam java. Ia memulai melaluinya dengan membuat tujuh game edukasi berbsisi laptop/PC (komputer). Jalan menuju sukses terbuka ketika Google merilis system operasi untuk ponsel pintar berbasis  android “tahun 2012”

Admod adalah iklan kecil yang muncul ketika kita membuka sebuah aplikasi. Ketika pengguna mengklik iklan itu, sekian sen dolar AS akan masuk ke kantong pembuat aplikasi. Pembuat aplikasi tetap mendapat pemasukan dari Admod walupun pengguna tak mengklik, namun nilainya sangat kecil. Andi tak menyangka, tiga bulan setelah game di android itu dirilis, ada pemasukan lumayan dari Admod “ saya lebih senang lagi karena respon masyarakat luar biasa

“ Membuat game itu harus senang bareng-bareng” kata Andi. Jika ada salah satu orang yang tidak merasa senang, hasil nya bisa berbeda. Pembuat game harus ikut merasakan kesenangan dalam bermain game. Selain menyenangkan, sisi edukasi juga tetap harus menjadi tujuan utama.

SUMBER
Kompas, Sabtu, 27 September 2014
Di Susun Oleh: Amir Sodikin & Robert Adhi KSP

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Anda butuh postingan ini?Postingan ini bisa diPrint

Indonesian Blogger

Banner iskaruji dot com

Entri Populer