Filsafat Timur memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan filsafat Barat, yang mana ciri-ciri agama terdapat juga di dalam filsafat Timur, sehingga banyak ahli berdebat mengenai dapat atau tidaknya pemikiran Timur dikatakan sebagai filsafat. Pemikiran Timur, sering dianggap sebagai pemikiran yang tidak rasional, tidak sistematis dan tidak kritis (Bagus Takwin, 2009:13). Pemikiran-pemikiran tersebut lebih dianggap sebagai kepercayaan religius atau agama dari pada filsafat, karena dianggap tidak rasional, tidak sistematis dan tidak kritis. Selain itu, pemikiran Timur seringkali diterima begitu saja oleh para penganutnya tanpa suatu kajian kritis; mereka hanya menafsirkan, berupaya memahami, dan kemudian mengamalkannya. Meskipun keduanya antara Agama dan Filsafat bertujuan menemukan kebenaran, keduanya memiliki perbedaan mendasar. Agama mengajarkan kepatuhan, filsafat mengandalkan kemampuan berfikir kritis yang sering tampil dalam perilaku meragukan. Akan tetapi, sebenarnya hal itu tidak bisa menjadi kriteria untuk menentukan pemikiran Timur digolongkan sebagai filsafat atau tidak, sebab seringkali kategorisasi ‘filsafat’ dan bukan ‘filsafat’ ditentukan oleh ‘Barat’ yang memaksakan kriteria-kriterianya terhadap ‘Timur’.
Sartono Kartodirdjo. 1986. Ungkapan Ungkapan Filsafat Sejarah Barat dan Timur , Penjelasan Berdasarkan Kesadaran Sejarah. Jakarta: Gramedia .
0 komentar:
Posting Komentar