Assalamualaikum teman-teman islam semua :D.Kembali lagi denga saya Miftah Faridl Romadani.Di postingan ini saya mau memberi sedikit informasi buat teman teman semua.Percakapan antara RASULULLAH dengan Iblis.Penasaran? 
 Allah    SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia    menghadap Rasulullah saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang    disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan    derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada    umat manusia.
Maka   Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, “Hai Iblis! Bahwa  Allah   Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap    Rasullullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang    ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya.    Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus    semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat    keras.”
Mendengar   ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan.  Maka   segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai  seorang   tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai,   panjangnya  seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut Iblis (alaihi laknat),
“Ya   Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku? Bukankah salam  itu   sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah, “Hai    Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu?    Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga    keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab    hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang    sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud    dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena    engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan    pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai   Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza  wajalla,   cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena  diharamkan  Allah.  Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala  iblis,  syaitan  dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang  menemuiku?”
Taklimat   Iblis, “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau  adalah   Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah  diperintah   Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu  dari zaman   Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang  engkau   tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya,    tiadalah aku berani menyembunyikannya.”
Maka   Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, “Ya  Rasulullah!   Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur  leburlah   badanku menjadi abu.”
Apabila   mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata  dalam   hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala  perbuatannya   agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini  dan menjadi   perisai kepada seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1):
“Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?”
Jawab Iblis:
“Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini.”
Maka   Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena    ketakutan. Sambung Iblis, “Ya Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat merubah    diriku seperti sekalian manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa   dan  suara pun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku   tiru  karena dicegah oleh Allah.
Kiranya   aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu.  Aku cabut   iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau  berusaha   memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk  agama   Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka kepada kafir,  murtad   atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan  benar   menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di    dalamnya bersamaku.”
Pertanyaan Nabi (2):
“Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?”
Jawab Iblis:
“Adalah   satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya  kepada   lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan  benih yang   salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan  sholat,   terbuai dengan makan minum, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan  harta   benda daripada emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya,  ladangnya   supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram.
Demikian   juga ketika pesta yang bercampur antara lelaki dan  perempuan. Disana   aku lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang  peraturan dan minum   arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal,  fikiran dan   malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah  beberapa pintu   maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga  kepada   pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah  mereka   mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila   mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau  berbuat   amal ibadat, aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya.    Bertambah keras aku goda supaya menambahkan maksiat dan mengambil    isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur,    megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan    gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka    setiap saat.”
Pertanyaan Nabi (3):
“Hai   Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang  tidak   mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta  siksa   yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah!  Siapa   yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang    menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi    kekuatan anggota badanmu?”
Jawab Iblis:
“Semuanya   itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga.  Tetapi hawa   nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya.  Engkau   lebih tahu bahwa Diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua  seluruh   Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke satu  langit   yang tinggi. Kemudian Aku tinggal di dunia ini beribadat bersama    sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba   datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah  di dunia   ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi  Adam)   lalu dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada lelaki  itu,   kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah murka kepadaku dan    wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar menjadi keji dan    kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di    syurga dan dikurniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah    seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya   aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh  Adam   memakan buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia.    Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di    Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian    kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu    pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga    Hari Kiamat.
Sebelum   Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan  mudah dapat   naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan  yang  menyuruh  manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga   mereka.  Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain   daripada  apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya   hingga  tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan carut-marut.
Tetapi   ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak dibenarkan  oleh  Allah  untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, kerana banyak   Malaikat  yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku berkeras   juga  hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api   yang  menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang terkena lontaran  Malaikat  itu  dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah  kesusahanku dan  bala  tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut.”
Pertanyaan Nabi (4):
“Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis:
“Pertama   sekali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir  juga ada   dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika  tidak   berhasil juga, aku akan tarik dengan cara mengurangi pahala.    Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalanku”
Pertanyaan Nabi (5):
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis:
“Sebesar-besarnya   kesusahanku. Gementarlah badanku dan lemah tulang  sendiku. Maka aku   kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda seorang  manusia, pada   setiap anggota badannya.
Setengah-setengahnya   datang pada setiap anggota badannya supaya malas  sholat, was-was,   terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan  dunia yang   ditinggalkannya, sentiasa hendak cepat habis sholatnya,  hilang   khusyuknya – matanya sentiasa menjeling ke kiri kanan, telinganya    senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain.    Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya    dia tidak kuasa sujud berlama-lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam    hatinya senantiasa hendak cepat habis sholatnya, itu semua membawa    kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat menggoda    manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan seberat-berat    hukuman.”
Pertanyaan Nabi (6):
“Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis:
“Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus segala uratku lalu aku lari daripadanya.”
Pertanyaan Nabi (7):
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis:
“Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya.”
Pertanyaan Nabi (8):
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis:
“Ya   Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepadaku.    Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan    Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang    yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan    digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan dosanya    selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit    dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan  semuanya   siang malam mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu  lagi   kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari  azab   neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu  syurga   dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah Arasy  yang   bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari  umatmu   mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian  Malaikat  dengan  garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan  ifrit lalu   dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai  serta  dimasukkan  ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa  azab  yang lain  telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa  barulah  aku  dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu.  Umatmu  sendiri  telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka  bekerja dan  bersahur  seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut  dibandingkan  bulan  biasa.”
Pertanyaan Nabi (9):
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis:
“Seluruh   sahabatmu juga adalah sebesar – besar seteruku. Tiada  upayaku   melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada  mereka.   Karena engkau sendiri telah berkata: “Seluruh sahabatku adalah  seperti   bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan  mendapat   petunjuk.”
Saidina   Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat  mendekatinya,   apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya  atas   kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri    telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal    kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar.    Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan    anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafadz Hadits-haditsmu.
Saidina   Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya  karena dia   sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama.  Jika aku   pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena  sangat   takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah    mengatakan, “Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh    menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai    membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Saidina   Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya    senantiasa bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu    orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak dua kali. Karena    taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan memberi hormat kepadanya    karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan,    “Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau    kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala seperti    pahala Usman mati syahid.”
Saidina   Ali Abi Talib pun itu aku sangat takut karena hebatnya dan  gagahnya   dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya.  Jika   iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua  mata   mereka karena dia sangat kuat beribadat serta beliau adalah  golongan   orang pertama memeluk agama Islam dan tidak pernah menundukkan    kepalanya kepada sebarang berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu’ –    dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau    sendiri berkata, “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya.”    Tambahan pula dia menjadi menantumu, semakin aku ngeri kepadanya.”
Pertanyaan Nabi (10):
“Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?”
Jawab Iblis:
“Umatmu   itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit  yang   menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat  kepada   manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan    laranganNya seperti kata Jibril a.s, “Ulama itu adalah pelita dunia dan    pelita akhirat.” Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang    sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh,    tawakal dan kebajikan. Yang ketiga umatmu seperti Firaun; terlampau    tamak dengan harta dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka akupun    bersukacita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan    durhaka dan aku hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi dia    senantiasa bimbang kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada    masa beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak    beribadat.
Lalu   aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia   menjadi  kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang    tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit  tidak   sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya dan  setengahnya   asyik hendak merebut dunia harta, bercakap besar sesama  Islam, benci dan   menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya  untuk jalan   maksiat, tempat judi dan perempuan lacur.”
Pertanyaan Nabi (11):
“Siapa yang serupa dengan engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama Islam.”
Pertanyaan Nabi (12):
“Siapa yang mencahayakan muka engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji.”
Pertanyaan Nabi (13):
“Apakah rahasia engkau kepada umatku?”
Jawab Iblis:
“Jika   seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa  pelindung   syaitan, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya  tanpa  dia  sadari.”
Pertanyaan Nabi (14):
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?”
Jawab Iblis:
“Jika   umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa  pelindung   syaitan, maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku akan   bersetubuh  dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benihku dengan   benih  isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar kepada   pekerjaan  maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena   kealpaan ibu  bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa   membaca  Bismillah, aku yang dahulu makan daripadanya. Walaupun mereka   makan,  tiadalah merasa kenyang.”
Pertanyaan Nabi (15):
“Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?”
Jawab Iblis:
“Jika   dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah,  menangis   menyesal akan perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil  air   wudhu’, maka padamlah marahnya.”
Pertanyaan Nabi (16):
“Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?”
Jawab Iblis:
Lelaki   dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak  atau bulu   ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku  mengecilkan   diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu  itu.”
Pertanyaan Nabi (17):
“Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang   yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka   (mendusin)  di waktu subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku  lenakan  dia  hingga terbit fajar. Demikian jua pada waktu zuhur, asar,  maghrib  dan  isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat.”
Pertanyaan Nabi (18):
“Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang   yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak  diketahui   orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan sholat  tengah   malam.”
Pertanyaan Nabi (19):
“Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya”
Pertanyaan Nabi (20):
“Apa lagi yang memecahkan mata engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang   yang taat kepada kedua ibu bapanya, mendengar kata mereka,  membantu   makan pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah    bersabda,’Syurga itu di bawah tapak kaki ibu’”
SUMBER
http://aarifaditama.blogspot.com RSS Feed
 RSS Feed
 Selasa, 06 Desember 2011 |
Selasa, 06 Desember 2011 |  

 

 
 
 


 
0 komentar:
Posting Komentar