Belajar dari Kisah Tiger Wood

Haloo agan" sekalian :).Kemarin sempat otak-atik google,dan akhirnya ketemu jg ilmu yg bermanfaat.Nih saya kasih ilmunya tentang Belajar dari Kisah Tiger Wood



Sukses tidak hanya diukur dari sekedar prestasi yang membubung tinggi. Karena itu akan mendatangkan arogansi, membuat lupa diri dan kehilangan akal sehat. Sukses harus memberi berkat, menjadi inspirasi positif bagi orang lain, bukan melukai atau melecehkan.

Dunia kembali dikejutkan nasib malang seorang pegolf terkenal dunia di puncak suksesnya. Di layar kaca, 19 Februari 2010 lalu, Tiger Woods menggelar konferensi pers yang mengejutkan. Kali ini bukan soal prestasinya di dunia golf. Padahal, bagi saya selama ini, Tiger Wood adalah pegolf terkenal dunia, dengan segala sumber inspirasi yang melekat pada dirinya.

Dari sebuah ruang yang terkesan ekslusif, di markas besar PGA Tour di Ponte Vedra Beach Florida, Amerika Serikat, dengan disaksikan ibunya dan sekitar 40 orang, dalam liputan media yang cukup luas, suami dari Elin Nordergen itu mengumumkan permintaan maaf kepada publik.

Woods mengaku berselingkuh dengan 12 perempuan dan akhirnya memutuskan mundur dari dunia golf dalam waktu yang belum ditentukan. Perbuatan tak terpujinya justru karena prestasinya sebagai pegolf terkenal dan menghasilkan banyak uang. ”Uang, ketenaran memudahkan saya mengakses godaan,”ujar Tiger Woods.

Woods menggambarkan tindakannya sebagai ”tidak bertanggungjawab dan hanya memikirkan diri sendiri”. Di puncak prestasinya, seharusnya Woods dapat membahagiakan keluarganya dan menjadi inspirasi bagi dunia, yang dilakukannya justru justru sebaliknya.

Pengakuannya cukup mengangetkan dunia. ”Membuat denyut lantai bursa Wall Street di New York, AS Seolah terhenti,” seperti dikutip harian Kompas, 21 Febriaru 2009.

Satu hal yang membuat saya kagum atas Woods. Kejujuran Tiger Woods mengumumkan permohonan maaf dirinya pantas mendapat acungan jempol. Sebuah sikap yang jarang atau bahkan sering ditutup-tutupi. Tak banyak orang seberani Tiger Woods. Di tengah-tengah perbuatannya yang tidak terpuji, dia masih memberi teladan.

***

Kisah Tiger Woods mengajarkan kita bahwa jika sukses yang hanya diukur dengan prestasi, menyebabkan seseorang bisa jatuh pada sikap arogan, yang seringkali sulit disadari, bahkan seringkali diingkari.

Kisah Tiger Woods bukanlah pertama kali terjadi. Kisah yang hampir serupa dialami Clinton-Lewinsky dua belas tahun lalu, serta beberapa celebriti dan orang sukses di berbagai bidang lainnya. Masih segar dalam ingatan kita, bersamaan dengan kasus Tiger, dari tanah air tersiar berita tentang seorang pengacara yang tersandung dengan seorang kliennya gadis berusia 20 tahun.

Kisah jatuh saat berada di puncak sukses sudah terjadi sejak ribuan tahun lalu. Ingat kisah Icalius dan Daedalus?. Dalam legenda Yunani, Icarus dan Daedalus ayahnya dihukum penjara oleh raja negeri Kreta. Pasalnya, mereka membantu seorang pahlawan melawan monster. Untuk meloloskan diri dari hukuman itu, Icarius dan Deadalus harus melewati tembok keliling yang amat tinggi.

Tidak ada jalan lain, selain mencoba untuk terbang. Daedalus adalah penemu hebat. Ia lalu membuat dua pasang sayap dari lilin, yang dijalin dengan bulu-bulu. Kreasi dan usahanya yang tekun, akhirnya berhasil membuat alat yang bisa menerbangkannya. Keduanya terbang dan melayang-layang bagaikan burung di udara.

Berhasil melintasi ”tembok tinggi”, dalam diri Icarius justru muncul keinginan membuktikan kehebatannya, rasa bangga yang berlebihan. Kondisi yang membuatnya lupa diri.

Tterbang dan terbang terus!. Akibatnya, sebuah peristiwa tragis menimpanya. Dia lupa, bahwa sebagian alat yang mereka ciptakan denan susah payah itu terbuat dari lilin.

Icarius tidak menyadari bahwa ciptaan Tuhan yang paling indahpun bisa saja menghancurkannya. Panas yang dikeluarkan terik sinar matahari di ketinggian, kemudian melelehkan lilin di sayapnya. Lalu Icarius dan Daedalus kehilangan keseimbangan. Terjun bebas tanpa berhasil menahan beratnya gaya tarik bumi, menukik menghantam bumi. Boom, dan tewas seketika!.

***

Perjuangan panjang dengan ketekunan setelah memasuki golf professional pada 1996, Tiger Woods lantas meraih juara termuda di Masters, US Open, British Open, PGA Championship, serta berbagai kehormatan lainnya. Tiger berhasil ”melompati pagar tinggi” seperti yang dicapai Icarius.

Di luar kegiatannya berlatih dan bertanding, ternyata Tiger Woods ingin mewujudkan keinginannya yang tidak terpuji. ”Saya meyakinkan diri saya bahwa aturan normal tak berlaku. Saya kira saya bisa melakukan apapun yang saya mau. Saya kira, saya telah bekerja keras sepanjang hidup saya dan saya berhak untuk mendapat semua godaan di sekitar saya,” ujarnya di televisi dan juga dikutip Kompas 21/2.

Uang berlimpah membuat Tiger Wood kehilangan keseimbangan diri, timbul niat arogan. Uang memberinya akses melakukan apa saya yang diinginkannya, bukan apa yang seharusnya dia lakukan. Woods tergoda menjadi seorang ”play boy”. Dia mengingkari dirinya sebagai seorang suami dari istri dan ayah yang baik. Dia mengingkari dirinya sebagai sumber inspirasi dunia, menjadi berkat bagi orang lain.

Seperti Icarius, Tiger Woods jatuh terjerembab, menanggung rasa malu bahkan harus memutuskan keluar dari profesi yang ditekuninya selama bertahun-tahun. Belakangan diberitakan, Woods harus menjalani terapi ketagihan seks di Pine Grove, Missisippi, Amerika Serikat yang mengutip bayaran 20.000-40.000 dollar AS per minggu. Tiger Woods kini tidak lagi mengurus persiapan latihan di lapangan golf, tetapi harus menghadapi tuntutan para perempuan selingkuhnya dan kehancuran rumah tangganya.

Akankah sukses anda menyusul nasib Tiger Woods?. Semoga tidak. Ingatlah, di puncak sukses, lilin kita bisa meleleh, ancaman sedang menanti. Kesombongan membuat lupa diri, kehilangan akal sehat dan siap menghancurkan kehidupan anda.

Kembalilah ke sikap luhur anda ketika memulai awal karier. Jadilah berkat bagi orang lain!