Assalamualaikum :D Bagaimana kabarnya teman-teman mfr95?Lama tidak berjumpa ya?hehe,oke langsung saja,berikut tips mengusir malas ibadah
Rasulullah
saw senantiasa berdoa : “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari
kelemahan dan kemalasan, dari sifat penakut dan kerentaan. Aku
berlindung kepada-mu dari fitnah kehidupan dan kematian dan aku
berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.” (HR. Bukhori)
Ada beberapa sebab yang memunculkan sifat malas dalam diri seseorang :
1. Cenderung kepada tarikan syahwat yang sangat kuat.
Kecenderungan seseorang kepada hawa nafsu dan syahwatnya mengakibatkan
lemahnya kemauan dalam diri untuk melakukan berbagai amal sholeh. Tidak
jarang seseorang lebih mengutamakan sholat di rumah ketimbang berjalan
ke masjid, lebih memilih berkumpul dengan istri adan anak-anaknya
ketimbang keluar untuk berda’wah dan berjihad ataupun lebih mengutamakan
istirahat daripada bekerja dan beraktivitas.
Kalau kemalasan
ini hanya terjadi sesekali saja mungkin masih bisa diterima karena
memang jiwa manusia memiliki keterbatasan untuk bisa terus menerus
berada dalam kondisi puncak baik didalam aktivias akherat maupun dunia,
sebagaimana hadits Rasulullah saw :
“Sesungguhnya setiap amal
memiliki semangat kemudian penurunan maka barangsiapa penurunannya
mengajaknya kepada perbuatan bid’ah maka ia telah sesat namun barang
siapa yang penurunannya mengajaknya kepda sunnah (ku) maka ia telah
mendapat petunjuk.” (HR. Ahmad)
Yang menjadi musibah dalam diri
seseorang adalah ketika kemalasan ini berlangsung secara kontinyu dan
terus menerus baik secara sadar atau tidak.
2. Lalai
Firman Allah swt : “Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan
merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di
waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang
lalai.” (QS. Al A’raf : 205)
Jarangnya seseorang mengingat
Allah swt disetiap waktu-waktunya menjadi sebab seseorang menjadi lalai.
Lalai akan kewajibannya kepada Allah swt, Rasul dan Kitab-Nya,
keluarga, masyarakat bahkan dirinya sendiri.
Kelalaian inilah
yang menjadikan ia tidak antusias untuk memperbanyak amal dikarenakan
tidak adanya dorongan kuat dalam dirinya.
3. Panjang angan-angan
Ada perbedaan antara harapan dan angan-angan. Harapan selalu dibarengi
dengan usaha sedangkan angan-angan tidak pernah dibarengi oleh usaha.
Ada yang mengatakan,”Siapa yang pendek angan-angannya maka terang
hatinya, karena jika dia merasa sudah berada diambang kematiannya pasti
ia akan bersemangat dalam ketaatan kepada Allah, tidak banyak
keinginannya dan ridho dengan yang sedikit.”
Seseorang yang
tenggelam dalam angan-angannya lupa bahwa segala sesuatu yang menimpa
manusia adalah sesuai dengan taqdir dan ketetapan Allah swt. Diantara
prinsip aqidah islam adalah usaha dan bertawakal kepada Allah swt bukan
berpangku tangan, bermalas-malasan dan pasrah terhadap apapun yang akan
terjadi pada dirinya.
Seseorang dikatakan baik ketika ia sudah
menyadari kekeliruannya sebaliknya seseorang dikatakan buruk ketika ia
sudah merasa bahwa dirinya baik. Kesadaran seseorang akan buruknya sifat
malas adalah suatu modal berharga untuk ia bisa menjadi lebih
bersemangat.
Tentunya kesadaran tersebut haruslah disupport dengan kemauan kuat untuk memperbaiki agar bisa berubah menjadi suatu amal.
Kesadaran akan kekeliruan adalah awal hidayah Allah swt kepadnya maka
janganlah membuka kembali pintu-pintu setan untuk menguasainya
dikarenakan kelengahan kita didalam menindaklanjutinya.
Untuk
itu mulailah melangkah, seseorang bisa berjalan ribuan kilometer
dikarenakan orang itu memulainya dengan satu langkah. Satu demi satu
langkahnya diayunkan dengan keyakinan bahwa ia akan sampai pada titik
akhir perjalanan yang diinginkannya.
Sesungguhnya perjalanan
yang akan ditempuh masih sangat panjang untuk itu diperlukan kebersihan
niat, kesabaran dan ketawakalan kepada Allah swt. Wallahu A’lam
0 komentar:
Posting Komentar